Translationsin context of "SAYA MENDENGAR CERITA TENTANG ORANG-ORANG" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "SAYA MENDENGAR CERITA TENTANG ORANG-ORANG" - indonesian-english translations
BelajarTips Sehat Dari Dokter Apin Dengan Cara Menarik. Spesifikasi Buku Judul buku: Komik Sehat Bersama Dokter Apin Pengarang: dr. Arifianto, Sp. A., dr. Pratami Diah H., Luluk Nailufar Penerbit: Pustaka Bunda, grup Puspa Swara ISBN: 9789791480987 Tebal halaman: 152 halaman Cetakan : Pertama, tahun 2020Berat: 300 gram Tentang Penyusun Buku
Sayangnyasaya hanya bisa menikmati pemandangan untuk sementara waktu, karena setelah itu saya merasa pusing dan sakit karena jalan yang berkelok-kelok, naik dan turun. Ya itu sedikit cerita tentang pengalaman liburan di rumah, ga terlalu bĂȘte menurut aku. Contoh 3. Berikutnya adalah contoh cerita liburan kerumah nenek singkat dan menarik
Ceritabahasa arab tentang hobi, cerita tentang hobi saya dalam bahasa arab. Dan di sini saya masih akan berbagi materi tentang hobi, namun dalam penyajian yang berbeda, yaitu dalam bentuk cerita. Yang ini contoh karangan bahasa arab tentang hobi saya (ÙÙۧÙŰȘÙ) dan artinya. Siri perbualan bahasa arab ini sesuai untuk orang awam.
CERITAPENGALAMAN. Halo, perkenalkan nama saya Andreas Budi Santoso. Saya akan menceritakan pengalaman saya ketika memancing bersama teman-teman saya. Pengalaman itu terjadi ketika saya masih kelas 5 SD. Alkisah, Saya memiliki teman dekat waktu SD yang bernama Bagas,Supri, dan Adi. Setiap pulang sekolah kami selalu bermain bersama.
Meilleur Site De Rencontre Gratuit En France. Salam dan selamat malam KC,Saya Ayen, ingin berkongsi satu cerita yang pernah terjadi pada keluarga saya di rumah lama kami di Cheras, KL. Pada awalnya pindah ke rumah tersebut, bermulalah kami sekeluarga membersihkan rumah yang bakal kami menginap. Sewaktu membersihkan rumah, kami dapati ada mainan kanak-kanak yang ditinggalkan. Ketika itu umur saya lima tahun. Mak saya rasa tidak sedap hati, lalu mak ambil keputusan untuk membuang saja mainan tersebut, tetapi biasalah ketika itu saya masih budak lagi, dengan harapan dapat bermain dengan mainan sekeluarga syak sebelum ini ada penghuni sebelum ini mempunyai anak kecil, tapi hairan kenapa ditinggalkan mainan tersebut. Kerana tak mahu mengusutkan fikiran, kami hanya fikir secara positif mungkin mereka orang berada dan tak perlukan mainan tersebut, ataupun anaknya pun sudah membesar. Nak dijadikan cerita, kami sering diganggu kelibat susuk kanak-kanak kecil di rumah ini. Seperti macam dah terbiasa adakala kami akan melihat kelibat kanak-kanak kecil berlari, kedengaran seperti kerusi ditarik, bunyi guli dijatuhkan di atas siling, namun kisah-kisah pendek yang akan saya ceritakan ini merupakan kejadian yang betul-betul memberi kesan mendalam. Kejadian pertama terjadi ketika sepupu saya datang ke rumah untuk menziarahi Ayah yang sakit. Anak-anak sepupu saya memanggil Ayah dengan panggilan Tok Cu. Salah seorang anak saudara saya bermain di bilik Ayah. Tiba-tiba dia senyapkan diri dan mula memanggil Ayah, "Tok Cu sini kejap..."Ayah "Ya sayang, ada apa panggil Tok Cu?" "Tok Cu, siapa orang kat luar tingkap tu? Kita nampak ada kepala orang lalu lah kat situ..."Ayah cuba tak nak takutkannya hanya berkata, "Ehhh... Tak ada apa-apalah, pergi main kat luar bilik Tok..."Secara logik, rumah saya berada di tingkat 4, macamana boleh ternampak kepala di luar tingkap? Menjadi tanda tanya siapa atau apakah yang berada di balik luar tingkap bilik Ayah. Sumpah meremang bulu roma bila diceritakan oleh Ayah...********************************************************************************************Kisah kedua terjadi kepada kakak saya yang ingin ke tandas pada waktu malam. Ketika itu Ayah kerja malam, jadi Mak tidur seorang diri di biliknya. Selalunya bilik tidur utama akan ada bilik air, jadi pada malam itu, kakak saya bangun ke bilik Mak untuk buang air kecil. Apabila keluar dari bilik air dan membuka pintunya, pancaran lampu bilik air masuk ke ruangan bilik tidur Mak. Apa yang membuat kakak saya terkejut, dia ternampak seorang budak perempuan sedang menangis dan duduk mencangkung sambil menutup mukanya dengan kedua kakinya di atas tubuh Mak yang sedang nyeyak tidur. Allahu Akbar! Kakak tersentak dan mula rasa marah ingatkan kakak saya yang lagi satu kerana susuk tubuhnya seakan sama sepertinya. Dia pun cepat-cepat mematikan lampu bilik air dan beredar dari situ. Dalam keadaan cemas, dia bergegas untuk periksa samada kakak saya yang lagiu satu ada ke tidak di tempat tidurnya, sebab dia pasti itu susuk tubuh kakak saya. Apabila sampai ke bilik, kakak saya yang lagi satu sedang nyenyak tidur. Persoalannya, siapakah budak perempuan itu?********************************************************************************************Kisah yang terakhir kisah saya sendiri di dalam rumah yang sama. Saya pula yang terkena gangguan. Saya tidak pasti itu hanya khayalan atau ilusi saya sendiri. Ketika itu saya sedang mengalami demam panas. Saya berehat dan tidur di bilik Mak. Saya baring menghadap laluan ruang tamu ke bilik Mak, jadi saya menghadap laluan gelap itu. Semasa itu saya tidak pasti di mana keluarga saya pergi, tetapi keadaan masa itu pagi dan sunyi sangat-sangat. Apabila terbangun dari tidur, meremang bulu roma saya ternampak seorang budak yang kurus kering tapi dalam keadaan berbogel dengan mata hitam, lidah terjelir, mulut yang ternganga terbang dari atas siling rumah menuju ke arah saya. Yang pasti jelas saya lihat dan bukan bermimpi. Apa yang saya nampak saya menceritakan pada ahli keluarga. Kesemuanya tidak percaya dan menganggap ia semasa kami ingin pindah dari rumah itu, barulah seorang bekas jiran memberitahu bahawa rumah yang saya huni itu pernah ada kes. Kisahnya dua orang kanak-kanak berbangsa Cina terbunuh semasa rompakan berlaku, mungkin kes khianat, tetapi yang pasti dua orang budak, lelaki dan perempuan terbunuh semasa kejadian. Bekas jiran kata keluarga kami yang paling lama bertahan duduk selama belasan tahun. Bekas jiran saya tidak memberitahu kami pada asalnya sebab mereka nak tengok berapa lama kami bertahan. Dia kata bekas jiran yang lain semuanya tabik keluarga kami kerana sebelum kami, penghuni lain di rumah lama ini hanya bertahan selama tiga tahun sahaja paling lebih...Terima kasih dan Selamat Malam Seram!
Malay cerita tentang rumah saya English story about my house Last Update 2021-05-21 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay cerita tentang diri anda pada saya English nama saya muhammad zulhakimie bin othman,saya berumur 22 tahun,saya mempunyai enam adik beradik Last Update 2020-02-10 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay karangan tentang rumah impian saya English essay about my dream home Last Update 2020-11-12 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Last Update 2019-09-25 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay hari ni saya nak cerita tentang hobi saya English today i want to tell about my hobbies Last Update 2022-11-15 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay cerita tentang hari sukan Last Update 2020-02-14 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Last Update 2014-05-15 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay contoh karangan english tentang rumah baru saya English english essay examples of my new home Last Update 2020-03-31 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay cerita tentang hari sukan negara English a story about country sports day Last Update 2020-07-11 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay rumah saya juga mempunyai English diluar rumah saya terdapat Last Update 2020-07-30 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay contoh karangan bi tentang rumah terbakar English sample essay about the house burning bi Last Update 2015-05-18 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay jangan ceroboh rumah saya Last Update 2021-11-11 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay karangan tentang rumah musnah akibat ribut English an essay about a house destroyed by a storm Last Update 2020-05-07 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay begitu juga dengan rumah saya Last Update 2022-01-03 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay kerja rumah saya perlu ditangguhkan English piled up homework Last Update 2021-07-14 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay di belakang rumah saya, ada kolam English at the back of my house,there is a pond Last Update 2013-06-08 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay berlakunya banjir kilat di rumah saya English the occurrence of flash floods Last Update 2021-10-25 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay rumah dia bersebelahan dengan rumah saya. English her house next to my house. Last Update 2016-03-20 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay kawan kelas saya datang ke rumah saya English my classmates came to visit me. Last Update 2020-08-16 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay di dalam rumah saya mempunyai pelbagai perab English my house is green and white Last Update 2020-02-27 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous
Ada pepatah mengatakan, rumahmu adalah istanamuâ istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan betapa megahâ rumah yang kita huni, megah yang dimaksud bukan perkara berapa luas bangunan atau tanah yang kita punya. Melainkan cerita tentangnya. Rumah, sebuah kata sederhana yang menyimpan cerita â jauh lebih megah dari luas rumah kita sendiri. Pertama-tama saya ingin memperkenalkan rumah yang saya huni sekarang. Saat ini saya masih tinggal di rumah orang tua, dulunya rumah ini sering dilewati oleh kedua orang tua saya semasa mereka memadu kasih. Rumah ini menjadi saksi bagaimana kisah dua insan manusia yang melanjutkan cerita cinta dalam satu bahtera rumah tangga. Rumah ini menyimpan banyak kenangan bahkan sebelum saya hadir di dunia, mungkin wujud saya hadir dalam kata-kata yang menjadi doa yang kemudian digemakan kepada sang Pencipta. Saya percaya meskipun angin membawaku pergiâ mengutip lirik Jalan Dalam Diamâ entah kemana, rumah adalah sesuatu yang membawa kita untuk kembali. Dialog Dini Hari DDH lewat album ke 4 mereka berjudul Tentang Rumahku, mengingatkanku akan kenangan-kenangan indah yang pernah tercipta. Repertoar pun tersusun dengan rapi, track 1 dari album ini berjudul 360 mampu mengawali kita untuk lebih mendalami isi rumah dari DDH,ââTertawalah tertawalah kawan / basuh basahi diri / luka biar terluka kawan / karam kering sendiri / bahagia gembiralah / jadikan kenangan / canda alam bersahaja,ââ. Dalam album ini, DDH mengajak sejumlah nama seperti Kartika Jahja, Raol Wijffles, Ricky Surya dari White Shoes And The Couples Company, Aray dari Ray DâSky, Guna Warma dari Nosstress, Yuvensisus Donny, serta Ocha & Vivi yang menyempurnakan 11 track di dalamnya. Rumah adalah tempat yang menemani kita hingga maut menjemput. Semuanya melebur menjadi satu untuk merawat kita dalam cinta. Berapapun luas rumah kita saat ini, tidak sebanding dengan cerita cinta keluarga yang terekam di dalamnya. Lewat album Tentang Rumahku, DDH tidak luput menyampaikan pesan kepada pendengarnya untuk mensyukuri alam dan budaya yang tidak dapat dipisahkan, beberapa liriknya seringkali membawa kita pada fakta kehidupan. Sesingkat apapun perjalanan, DDH dengan indah menyusun lagu penutup pada rumahnyaâ dengan lagu The Road yang penuh semangat. Sampai-sampai menginspirasi empat anak muda untuk melakukan perjalanan Bali, Lombok, Sumbawa dan Flores. Trio folk yang beranggotakan Dadang Pranoto, Brozio Orah dan Deny Surya berhasil membius pendengarnya untuk melakukan petualangan. Sedangkan saya terbius untuk menempelkan sepenggal lirik Tentang Rumahku di balkon rumah. Apapun yang menyenangkan atau menggairahkan dan karenanya bernilai estetik, dapat disebut indah. DDH pandai meramu tentang bagaimana memelihara rumahnya, rumah saya dan rumah kita semua. Karena rumah bukan semata-mata tempat berteduh, tapi sebuah tempat berproses untuk menemani perjalanan hidup seseorang dalam mencari makna hidup sesungguhnya. Seperti sudah terpatri, setiap manusia pasti memiliki insting yang memanggilnya untuk pulang. Karena rumah yang dibayangkan oleh DDH bukanlah artefak â seperti halnya benda mati tetapi rumah yang terus hidup. Tidak ada yang lebih indah, sebuah tempat persinggahan bernama rumah. Rumah yang selalu membuka dialog hingga dini hari menjelang. Tentang rumahku / tak akan goyah walau badai/mengamuk / seperti pohon jati akarnya / tertancap di poros bumi.
ï»żMakna rumah untuk setiap orang mungkin berbeda, bahkan untuk perorangan pun bisa berubah seiring saya, ada masa di saat saya memaknai bahwa rumah adalah sebuah pencapaian hidup dan balas budi kepada orang-orang seiring waktu, pemaknaan saya terhadap rumah jadi berubah, yang bukan hanya sekadar bermakna pencapaian, tapi lebih luas dan sebuah kehangatan, kenyamanan dan sebuah penerimaan diri dengan dalam banget ya kata-katanya, beneran sih, kalau ngomongin tentang rumah, saya jadi pengen menceritakan sebuah kisah yang mungkin bisa dibilang lebay, atau juga bisa dibilang mengharu biru oleh saya sih, hahahaCerita Impian Tentang Rumah Tinggal dan KenyataannyaKalau ngomongin rumah tinggal, siapa sih yang nggak pengen punya rumah tinggal sendiri?Bahkan, bukan hanya jika kita sudah berkeluarga, ketika masih single pun, banyak loh orang yang mendambakan tinggal di rumah sekadar tinggal di rumah yang merupakan hak milik sendiri, bahkan bisa tinggal di sebuah rumah sewaan atau kontrakan pun, sudah jadi sebuah impian sejak masih itu saya, dan saya yakin banyak orang, yang juga berpikiran sama dengan kan? Iya in aja deh, kecil, dengan segala impian saya menjadi wanita karir yang sukses di kota besar, punya rumah sendiri itu udah include dalam impian demikianlah, ketika lulus kuliah, harapan besar muncul di benak, dengan berbekalkan ijazah sarjana, saya rasa sudah cukup untuk mulai berkecimpung mengumpulkan pundi-pundi keuangan agar bisa membeli impian masa kecil, yaitu punya rumah di sayang, ternyata kenyataan tidaklah seindah lulus, barulah saya sadari, ternyata cari uang itu susahnyaaaaaaa minta mencari uang tanpa restu dari orang tua, yang mana mereka berharap saya bisa balik ke Buton, tinggal di dekat mereka, jadi PNS dan beli rumah di perlu saya jelaskan secara panjang lebar di sini, sudah pernah dan sering saya tuliskan di blog tentang bagaimana saya kurang sreg tinggal di Buton, dan bahagianya tinggal di saya bertahan, serta berniat membuktikan, kalau saya juga bisa sukses di Jawa, bisa sukses tanpa harus menjadi PNS seperti yang diinginkan oleh orang ternyata sulit menganggur setelah lulus kuliah, tanpa support sistem sama sekali lagi dari orang akhirnya dapat kerjaan dengan gaji di bawah itu tentu saja merupakan sebuah masalah dalam merealisasikan impian punya rumah mau beli rumah sendiri ya, buat bayar kos dan kebutuhan makan sehari-hari aja, nyaris nggak keadaan ekonomi saya mulai sedikit stabil, dalam artia cukup untuk biaya hidup sehari-hari, masalah lainnya itu, saya berpikir untuk bisa ambil KPR rumah di Surabaya atau Sidoarjo, mumpung status saya sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan, akan memudahkan pengurusan KPR saya masih galau dan kepikiran orang tua yang nggak pernah benar-benar merestui saya tinggal jauh dari akhirnya saya menikah, dan memutuskan menetap di tinggal di rumah mertua, lalu pindah ke sebuah kamar kos khusus pasutri selama beberapa akhirnya saya hamil, dan kamipun memutuskan tinggal di sebuah rumah kontrakan, sesuai budget yang kami punya anak, impian bisa punya rumah sendiri semakin kebutuhan anak sejak bayi ternyata sangatlah menguras isi gaji saya dan suami digabungkan pun, hanya cukup untuk kebutuhan kami sehari-hari serta bayar ini semakin sulit, ketika saya akhirnya memutuskan jadi ibu rumah utama hanya melalui suami saja, tanpa support dari orang tua sedih dan sedikit iri, ketika melihat beberapa teman yang menikah, langsung bisa punya rumah sendiri, karena support orang tua yang menikah, lalu dibantuin uang muka dari orang tuanya pula yang dibelikan rumah langsung oleh orang tuanya pula, yang bisa menabung dan membeli rumah sendiri, meski harus KPR, tapi orang tuanya membantu untuk biaya renovasi rumah minimal pembuatan kami, sebagai pasangan yang harus mandiri sejak tua saya berhenti meng-support keuangan buat saya sejak kelulusan kuliah orang tua suami, masih fokus membiayai adik-adik suami yang masih kami harus mengandalkan diri sendiri untuk impian punya rumah tinggal dan Menemukan Makna Rumah Untukku pada Anak-AnakDalam perjalanannya, berbagai perasaan kami alami tentang impian punya rumah tinggal sendiri yang sedih karena bertahun-tahun menikah, tapi belum bisa punya rumah tinggal sendiri, galau memikirkan kami harus punya rumah tinggal di mana?FYI, 2 tahun pertama pernikahan kami, dihabiskan dengan masih galau memilih, apakah tetap di Surabaya, atau pulang ke Buton agar orang tua saya bahagia? Lalu di atas 2 tahun kemudian, kami galau karena pekerjaan suami yang terus berpindah-pindah, dan saya ogah disuruh tinggal menetap sendiri di sebuah kota, namun harus berjauhan dengan ketika si Kakak Darrell mulai masuk SD, seketika saya mulai berdamai dengan LDM, karena memang udah nggak bisa bebas mengikuti suami ke manapun dia bekerja, di samping itu juga suami belum kunjung punya pekerjaan tetap yang membuat dia bisa bertahan lebih dari setahun dalam sebuah pekerjaan atau suami tinggal di JombangKebayang dong, kalau saya terus memaksa ikutan, yang ada kasian si Kakak, harus pindah sekolah setiap tahunnya, dan kebayang juga berapa pengeluaran yang kami harus siapkan untuk biaya pindah-pindah sekolah dan tempat tinggal setiap tak bisa mengikuti suami ke manapun dia bekerja, bahkan terakhir kami akhirnya harus LDM beda pulau, di mana saya harus benar-benar sendirian mengurus anak-anak, tanpa bantuan siapapun, termasuk keluarga, karena saya juga nggak terlalu dekat dengan keluarga saja kami belum bisa merealisasikan impian punya rumah tinggal sendiri, dan harus puas dengan tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana hingga ditanya gimana rasanya tinggal di rumah kontrakan, hingga bertahun-tahun setelah menikah?Sebenarnya jawabannya, asyik-asyik saja sih!.Yang nggak asyik itu ketika telinga menangkap banyak omongan orang lain, baik keluarga terutama orang tua, maupun orang lain yang nggak ada hubungan darah sama tua, dengan alasan ingin melihat anaknya tenang, dengan punya rumah tinggal milik sendiri, selalu saja bertanya, kapan beli rumah?Dan orang lain bertanya, kok udah bertahun-tahun menikah, nggak mau beli rumah juga?Padahal harga rumah setiap tahunnya naik dengan drastisnya?Herannya, semua orang cuman bertanya, tapi nggak ada satupun yang mau nyumbang 500 juta aja kek, saya menanggapi pertanyaan seperti itu dengan jujur, lama kelamaan mengganggu pikiran juga, apalagi kalau yang nanya adalah orang tua atau kalau udah nggak bisa nahan kesal, saya jawab aja dengan asal,"Jangan tanya saya dong, tanya Tuhan sana, kapan Dia mau kasih saya uang 1 milyar aja, atau setidaknya dia tunjukin cara nyata biar bisa dapetin 1 milyar dalam setahun, biar bisa beli rumah seperti impian kalian!"Impian mereka dong, udah bukan impian saya lagi, saking kesalnya dengar pertanyaan berulang tentang kapan beli rumah tinggal milik pribadi? Untungnya, saya tidak berlama-lama memendam rasa kesal seperti waktu, saya mencoba berdamai dengan semua pertanyaan orang lain tentang rumah tinggal milik otomatis bikin saya juga ikut berdamai dengan impian punya rumah tinggal sendiri yang belum kunjung bisa waktu, saya belajar berdamai, dengan memaknai bahwa rumah tinggal, bukan sekadar rumah yang kita tinggali harus milik sendiri, harus mutlak tinggal di situ ternyata, toh Tuhan tidak menempatkan kondisi saya harus tinggal di rumah kontrakan selama bertahun-tahun tanpa kondisi ini sungguhlah yang terbaik buat Tuhan Maha Mengetahui apa yang terbaik buat hamba-Nya yang introvert, saya yang menyukai tempat yang tenang, damai, jauh dari tetangga terlalu 'ramah' dan kepo, tentu saja kadang bermasalah, jika bertetangga dengan orang-orang ekstrovert yang memaksa saya, sebagai introvert, harus bisa seperti itulah salah satunya alasan, mengapa saya masih diberikan kondisi harus tinggal di rumah kontrakan selama bertahun-tahun, agar jika saya tidak betah, bisa dengan mudah pindah ke tempat yang baru, yang sesuai dengan karakter saya, agar bisa merasakan kenyamanan yang sebagaimana karakter saya mengartikan kedamaian itu. Sering Pindah Rumah, Tak Masalah, Tapi Juga ada Masalah Beserta SolusinyaSeiring waktu, demikianlah keadaan menikah, masih tinggal di rumah kontrakan, dan sering berpindah masalah sih, pindah rumah buat saya dan anak-anak adalah seni untuk me-refresh pikiran, pindah ke lingkungan baru, meninggalkan hal-hal yang kami nggak sukai di lingkungan Alhamdulillah, anak-anak juga menikmatinya, dan itulah yang paling penting buat seiring waktu, saya akhirnya menemukan makna rumah untuk saya sesungguhnya, yaitu bersama anak-anak, tempat mengukir cerita bersama anak-anak setiap makna rumah untuk saya yang terpenting adalah, bukan status kepemilikannya, tapi kebersamaan saya dan anak-anak yang menikmati tempat tinggal mau di manapun tempatnya, harus berpindah beberapa kalipun, bukanlah menjadi masalah besar bagi mengenai hal-hal lainnya, tentang manfaat punya rumah tinggal sebuah hal yang harus kami jadikan patokan bahagia memaknai rumah tempat kami bertinggal, di manapun bersama anak-anak, ada saya dan kami mengukir cerita di dalam rumah tinggal tersebut setiap udah cukup, bahkan lebih dari cukup, semua ketercukupan kebahagiaan kami tersebut, bukan berarti tanpa masalah sama sih masalahnya, yaitu ketika kami harus sering pindah rumah tinggal kontrakan, dengan berbagai adalah, ya ampuuunnn ribet juga dong angkut-angkut pegal linu dah badan mengangkat semua perabotan yang memang kebanyakan terbuat dari hanya masalah bobotnya yang luar biasa, namun juga karena perabotan kayu yang kami punyai memang bukanlah perabotan kayu asli, jadi kalau sering diangkat-angkat, berdampak pada perabotan yang jadi mudah karena itu pula, sering banget terjadi, setiap kali kami pindahan rumah tinggal, banyak perabotan yang terpaksa ditinggalkan, karena rusak dan nggak bisa diangkut dengan 2 orang anak usia aktif, tentunya sangat butuh perabotan, khususnya storage untuk menyimpan banyak barang, khususnya mainan dan barang anak-anak, agar rumah bisa terlihat rapi, juga melatih dan membiasakan anak-anak sadar akan kerapian barangnya satu masalah ini, saya jadi berpikir untuk lebih memilih perabotan dengan bahan plastik, dengan alasan perabotan plastik lebih ringan bobotnya dibandingkan dengan juga lebih tahan jika diangkut ke bukan perabotan plastik yang asal ya, tentu saja yang bahannya lebih bagus, disainnya juga lebih kece, sehingga lebih awet atau tahan lama digunakan, kayak produk-produk perabotan rumah tangga dari Juara Rapikan Rumah dan Praktis untuk yang Sering Berpindah RumahTentang OlymplastAda yang kenal dengan brand Olymplast?Sini kenalan adalah sebuah brand yang menjadi solusi dari kebutuhan perabotan rumah tangga dengan bahan baku plastik, untuk seluruh keluarga Indonesia, dan diproduksi oleh PT. Cahaya Bintang telah berdiri sejak tahun 2015 di kota Gresik, seiring waktu, telah berekspansi ke kabupaten Lamongan sejak tahun 2018, dan kemudian mempunyai karyawan yang hingga saat ini telah mencapai lebih dari 1,000 anak perusahaan dari PT. Graha Multi Bintang, yang menjadi holding company dalam merek-merek furniture ternama Nasional, dan bagian dari Olympic Furniture Olymplast, sebagai brand yang menjadi favorit banyak keluarga Indonesia, khususnya dalam mengisi perabotan rumahnya komitmen dan visinya dalam menyediakan produk-produk terbaik dan modern, untuk mempercantik rumah, dan tentunya dapat memberikan manfaat lebih buat keluarga Indonesia Karena Olymplast menyadari, bahwa rumah adalah tempat ternyaman untuk semua anggota keluarga dalam menghabiskan sebagian besar waktunya. Tempat berbagi semuanya, dan mengukir cerita bersama keluarga OlymplastOlymplast hadir dengan beberapa keunggulannya, yang terus terjaga karena telah menjadi sebuah misi utama bagi brand ini, yaituKualitas material terbaik, karena menggunakan material pilihan terbaik untuk semua produk yang desain yang terbaik dan modern, karena selalu mengembangkan desainnya sesuai dengan inovasi terkini dan juga sesuai dengan kebutuhan fungsi yang terbaik dan memuaskan, di mana semua produknya menganding nilai fungsional tahan lama, karena selalu fokus kepada uji standard dan kontrol yang ketat demi menciptakan produk yang awet atau tahan Olymplast Juaranya Rapikan Rumah Pada penasaran nggak sih, apa aja sih produk-produk yang diproduksi oleh Olymplast untuk keluarga Indonesia yang tentunya sangat bermanfaat untuk merapikan rumah?Ada banyak banget dari kursi, tempat penyimpanan, kabinet, lemari pakaian, laci, meja, peralatan rumah tangga lainnya, hingga peralatan khusus pasti, kesemua perabotan rumah tangga tersebut, terbuat dari bahan yang terbaik, kuat, kokoh dan tentunya dengan desain yang modern, baik bentuk maupun warnanya nggak norak, tetap terlihat mewah meski terbuat dari bahan salah satu perabot yang menjadi favorit saya adalah tempat penyimpanan atau storage, maupun ini, amat sangat membantu banget untuk menampung berbagai barang-barang yang selalu berantakan di mana-mana, seperti mainan anak-anak maupun peralatan anak-anak perabotan dari Olymplast ini juga sangat membantu membuat anak-anak terbiasa rajin beberes peralatan main dan belajarnya selepas beraktifitas di meski ada 2 anak yang sedang aktif-aktifnya, tapi bukan berarti rumah senantiasa berantakan tak pernah dengan berbagai cerita kehidupan yang telah saya lewati, membuat saya sadar kalau tak semua impian bisa seindah bukan berarti realisasi yang tak sesuai impian itu, adalah sebuah hal yang salah dan impian punya rumah tinggal dengan hak milik sendiri, yang belum juga di mata banyak orang, itu adalah sebuah hal yang kurang dan buat saya, kondisi itu sama sekali tidak mengurangi makna rumah untuk makna rumah yang sesungguhnya adalah, kebahagiaan dan kebersamaan dengan mengukir cerita dalam aktifitas di dalam rumah yang nyaman dan rapi, untuk kerapian rumah, saya serahkan ke Olymplast, yang sangat cocok buat kami yang sering berpindah rumah tinggal, karena lebih ringkas berbahan plastik, tapi tetap makna rumah untuk saya, dan saya bersama anak-anak, memaknainya juga dalam manfaat Olymplast juaranya rapikan rumah. Sidoarjo, 09 Desember 2022Sumber pengalaman dan opini pribadi Canva edit by Rey, dokpri dan
Perempuan berperawakan mungil ini begitu bersemangat sewaktu menceritakan perjalanannya hingga berhasil mendapatkan rumahnya ini. Sebuah impian yang telah dicatatnya sejak ia dan suaminya belum menikah dulu. Andhini Miranda, bersama suami dan satu orang anak semata wayangnya, kini menempati sebuah hunian mungil dengan luas tanah 87m2 dan luas bangunan sekitar 40 m2 di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Keinginan kuat untuk mendiri dan bisa menanamkan nilai-nilai hidup yang dianutnyalah yang mendorong Andhini dan suaminya mencari rumah dan berhasil membelinya pada tahun 2013. Namun terselip juga pelajaran berharga dibalik cerita rumah Andhini. Meski demikian, untuk sementara Andhini bisa merasa lega karena di rumah inilah ia bisa membesarkan buah hatinya serta melakukan banyak kegiatan ramah lingkungan. Kegiatan yang dimulainya dari rumah inilah yang menjadikannya seorang praktisi hidup minim sampah. Cerita Rumah Andhini Berawal Demi Hindari Konflik Pola Asuh Anak Jadi ceritanya pada tahun 2011 sang suami melamar Andhini. Saat itu keduanya memang sama-sama berada di usia kepala 3 sehingga diskusi serius tentang rencana ke depannya banyak sekali dilakukan. Salah satunya tentang impian memiliki rumah sendiri untuk membina keluarga, khususnya anak, sesuai dengan nilai-nilai yang dipercaya Andhini dan sang suami. âYang pasti keinginan keluar rumah itu karena ingin menghindari konflik. Jika ada lebih dari satu kepala keluarga sangat mungkin hal kecil bisa diributin karena pasti ada perbedaan,â jelas Andhini yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Andhini memang sangat concern pada pola asuh anak. Jika nantinya ia memiliki anak, ia sadar akan ada saja konflik pola asuh yang terjadi antara Andhini sebagai keluarga muda dan orangtuanya. Konflik-konflik kecil inilah yang ia ingin hindari. âBanyak pola asuh jaman dulu yang sudah nggak relevan sekarang. Banyak contohya, misalnya saja ungkapan jangan banyak digendong nanti bau tanganâ, saya punya konsep selagi anak masih bayi kenapa kita nggak habiskan waktu untuk membonding dia? Setelah anak bisa lari, hal itu akan sulit lagi lho,â ungkap Andhini. Hal lain misalnya membiasakan anak makan di meja makan dirasa Andhini lebih baik daripada makan disuapin sambil digendong dan bermain. Atau bagaimana kebiasaan orang dewasa berbicara dengan anak kecil yang sering dicadel-cadelin agar terlihat lucu, padahal menurut Andhini mendengar adalah cara pertama anak untuk belajar baca dan tulis. âDi sisi lain saya juga nggak mau durhaka karena banyak konflik. Kalau punya rumah sendiri kan kita bisa menerapkan nilai-nilai yang kita anut, sambil saya bisa tetap menjaga hubungan baik dengan orangtua,â ujar Andhini lagi. Cerita Rumah Andhini Financial Planner Bikin Mudah Rencana Punya Rumah Saat dilamar, Andhini bekerja sebagai wedding planner. Artinya ia dan tunangannya sama-sama memiliki pemasukan tetap. Namun mereka mulai berpikir bagaimana mengelola keuangan yang benar agar bisa tercapai segala impian; ingin punya rumah, kendaraan, bahkan sampai persiapan dana sekolah anak. Sama-sama bekerja di dunia kreatif juga membuat keduanya sadar bahwa mereka akan sulit mendapatkan tunjangan. Dengan konsep hubungan teamworkâ, setelah menikah mereka berniat untuk meleburkan uang mereka demi sama-sama mencapai tujuan dan mimpi-mimpi bersama. âUntuk itu kita pakai jasa financial planner. Semua pengeluaran dirinci dengan sangat detail, di-screening. Dilihat dengan segala pengeluaran itu apakah masih ada sisa yang bisa ditabung,â jelas Andhini yang juga dibuatkan plot oleh sang financial planner hingga penjabaran proyeksi inflasi dalam beberapa tahun ke depan. âDari hasil screening, kami bilang fokus pertama adalah rumah. Mulai dari ekspektasi rumah di mana, luasnya berapa, oleh financial planner diberikan gambaran proyeksinya sampai angka DP dan cicilan KPR per tahun yang bisa kita sanggupi. Nyesel deh kenapa nggak pakai jasa financial planner dari dulu, mana harga rumah makin mahal!â papar Andhini. Andhini mengaku sangat tenang setelah tahu proyeksi kesanggupan mereka di masa depan. Total ia menggunakan jasa financial planner selama 3 tahunan, di mana seluruh keuangan benar-benar diatur dan jadi teratur. Walaupun belum menikah, tapi setelah tahu perhitungan keuangannya Andhini dan tunangannya pun langsung browsing cari rumah. Mereka berselancar di dan memasang filter lokasi yang diinginkan, juga kisaran harga yang sesuai dengan perhitungan. Cerita Rumah Andhini Tunda Punya Rumah Karena Hamil Ada Tumor Rahim âKita dulu sama-sama kerjanya di Jakarta Selatan, sering lembur. Sementara rumah orangtua saya di Jakarta Timur. Wah, rasanya jauh banget! Pengennya ya punya rumah dekat kantor, berangkatnya jadi nggak harus pagi-pagi buta,â kata Andhini. Ia pun melanjutkan, âSayangnya rumah di Jakarta Selatan nggak masuk di kisaran bujet kita, jadi kita mengarah ke selatan Jakarta deh, Tangerang Selatan ha ha ha. Kita cari yang areanya cukup familiar kita dengar .â Seluruh pencarian rumah Andhini pun dilakukan melalui internet, dan cukup banyak daftar yang didapatkan dari hasil browsing tersebut. Karena kerja di wedding industry, tentunya akhir pekan Andhini sangat sibuk. Begitu pula pasangannya, deadline pekerjaan selalu jatuh di hari Sabtu-Minggu. Akhirnya di tahun 2011 itu juga Andhini menikah, dan setelah menikah kesibukan mereka pun masih sama. Hal ini pula yang menjadi kendala pencarian rumah mereka, hanya satu-dua lokasi yang benar-benar sempat didatangi. Tahun 2012 Andhini kemudian hamil. Hal yang cukup mengejutkan bagi pasangan ini mengingat sebelumnya mereka sempat divonis sulit untuk memiliki keturunan akibat terdapat tumor di rahim Andhini. âKaget banget tiba-tiba hamil, alhamdulillah! Dan obgyn yang menangani sangat tahu riwayat penyakit saya karena ia yang menangani sejak lama, kondisi hamil ini berisiko. Jadi tidak menunggu waktu lama, saya langsung menuliskan surat resign tanpa ada 1 month notice!â papar Andhini. Segala rencana akhirnya terpaksa harus ditangguhkan. Bahkan rencana bulan madu yang belum terlaksana, dan sudah dipesan segala tiket dan akomodasinya dalam waktu dekat pun hangus. Rencana mencari rumah pun ditunda mengingat kondisi Andhini yang harus bed rest total. Cerita Rumah Andhini Buru-buru Beli Rumah, 2 Hari Lagi Harga Naik âHabis lahiran, eh ada kabar adik saya mau menikah. Wah tambah satu keluarga lagi di rumah, konflik bisa lebih banyak nih! Langsung saya bilang ke suami untuk mulai cari rumah lagi,â cerita Andhini. Saat itu suami Andhini tidak setuju untuk buru-buru pindah, karena proses menabung masih berjalan. Ia menginginkan rumah yang dibeli nanti itu adalah yang benar-benar disuka dan nyaman. Dan ajakannya untuk tetap sementara tinggal di rumah orangtua Andhini, tidak disetujui oleh Andhini. âSaya saat itu merasa lebih sehatâ kalau punya rumah sendiri, sudah terlihat potensi konflik kecil di sana-sini. Yang terpenting saat itu, harus menjaga hubungan dengan keluarga agar tetap baik,â jelas Andhini. Di masa ini Andhini masih tetap menggunakan jasa financial planner. Browsing mencari rumah dilakukan lagi dari nol, karena filter pencariannya berubah. Otomatis angka bujet jadi menurun karena Andhini sudah tidak bekerja lagi. Alokasi tabungan rumah juga jadi lebih sedikit. Karena ingin segera mendapatkan rumah, Andhini tidak memasang spesifik area saat melakukan pencarian di hanya filter harga saja. Dari situ mereka mencari yang kira-kira cocok dengan bentuk rumah, daerahnya terasa familiar, baru mereka survei langsung. Dari hasil survei, Andhini tertarik dengan sebuah rumah di sebuah perumahan yang baru dibangun di Pamulang, Tangerang Selatan. Dengan rumah tipe yang sama, rumah tersebut dinilai memiliki tata ruang yang tidak terasa sempit. Plong! Sebelum memutuskan untuk membeli, mereka sempat melakukan survei namun bukan untuk melihat rumah lagi, tapi survei buat mengecek kredibilitas pengembangnya. Sebanyak dua lokasi perumahan lain yang sedang dibangun oleh pengembang yang sama sempat didatangi, dan seluruhnya berjalan dengan baik. Setelah benar-benar yakin proses pembelian rumah serta pengajuan KPR dilakukan. Saat proses pengajuan KPR juga bisa dibilang tidak ada kendala. Jumlah DP yang harus dibayar pun sesuai dengan perhitungan financial planner, saat akad rumah uang DP-nya sudah terkumpul. Andhini langsung buru-buru membayar DP karena katanya 2 hari lagi harga naik. Cerita Rumah Andhini Kendala Tinggal di Rumah Baru yang Dibeli Terburu-Buru Karena membeli rumah indent maka pembangunan rumah Andhini tidak langsung dilakukan setelah proses akad jual beli dilakukan. Pembangunan tahap awal menunggu penuhnya 2 blok rumah, baru kemudian dibangun bersamaan. Akhirnya rumah jadi tahun 2014 dengan masa pembangunan rumah 6 bulan. Andhini langsung pindah ke rumah itu dalam keadaan belum ada gardu listrik dan tidak ada lampu jalan. Semua listrik diambil dari kantor pemasaran. âLucu, di awal itu tidak sampai 10 rumah yang sudah ditinggali. Kalau malam ada yang nyalain mesin cuci nanti tiba-tiba listriknya njeglek. AC juga hanya boleh satu dulu yang menyala. Kalau njeglek akan ada satpam keliling yang mengingatkan jangan pakai mesin cuci, ha ha ha,â gelak Andhini. Suasana saat itu juga belum nyaman, jalanan masih bebatuan, gerbang satpam pun masih dibangun. Di blok rumah Andhini, baru terisi 3 rumah dan mereka adalah pasangan muda dan bekerja sampai malam, jadi saat mulai gelap hanya rumah Andhini saja yang terlihat terang. Gardu listrik pun akhirnya baru ada setelah beberapa bulan kemudian. Tips Membeli rumah memang bukan seperti membeli kacang, harus dipersiapkan secara matang. Apabila belum merasa cocok, jangan dipaksakan. Apalagi mengambil keputusan yang terburu-buru. Luas tanah pada umumnya adalah 72 m2, namun Andhini memilih rumah yang bagian belakangnya ada lebihan tanah sekitar 15 m2 karena posisi rumah menempel pada batas tembok klaster. Tapi karena jarang datang saat pembangunan, ternyata pengembangnya rata memberi batas tembok lurus tanpa memperhatikan luas tanah yang lebih tersebut. Sebagian hak tanah milik Andhini berada di balik tembok. Dan Andhini harus membobok sendiri tembok tersebut jika ingin menggunakannya. Karena harus mengeluarkan biaya lagi, maka Andhini membiarkannya dulu. Kendala lain yang muncul, ternyata air di klaster tersebut bermasalah. Airnya berbau minyak dan mengandung besi, sehingga untuk kebutuhan sehari-hari Andhini jadi boros karena menggunakan air isi ulang. Apalagi anak Andhini memiliki kulit sensitif. âMemang proses mendapatkan rumah ini cukup cepat, namun saya merasa inilah hasilnya kalau proses pengambilan keputusannya buru-buru, banyak hal yang terlewat dan harus disurvei lebih detail lagi sebelumnya,â ungkap Andhini. Cerita Rumah Andhini Pasang Keramik, Mengecat Tembok, Bobok Tembok, Bikin Rumah Nyaman Membeli rumah memang bukan seperti membeli kacang, harus dipersiapkan secara matang, karena kalau sudah dibeli dan kurang sesuai, tambah sudah ada pengikatan perjanjian KPR dan hal lainnya, jelas sulit untuk dibatalkan. Itulah pentingnya mencari tahu properti yang akan dibeli lewat review properti dan memanfaatkan jasa agen properti yang terdapat di âAgak menyesal saat itu karena sempat berpikir bahwa mengontrak rumah hanya membuang-buang uang. Padahal saat belum menemukan rumah yang sreg, mengontrak bisa menjadi solusi sambil mencari rumah yang tepat,â kata Andhini. Alih-alih menyesali dan tidak berbuat apa-apa, Andhini dan suami pun mencoba mengatasinya dengan membuat rumahnya jadi lebih nyaman. Misalnya memasang keramik lantai sesuai keinginan yang dibelinya sendiri, mengecat tembok dengan cat pilihan sendiri. Sedang untuk fasad rumah Andhini sudah merasa cocok. Langkah berikutnya adalah mengatasi masalah air. Banyak tetangga Andhini yang memakai filter juga mengebor sumur. Andhini dan suami menabung dulu berbulan-bulan hingga akhirnya bisa mengebor sumur, tak tanggung-tanggung⊠hingga kedalaman 40 meter! âSaya mencoba menata isi rumah semaksimal mungkin dengan keterbatasan yang ada. Yang penting nyaman. Bahkan interior itu 2 bulan sekali berubah, kursi lemari saya geser-geser sampai anak kalau pagi-pagi bangun suka komen wow, sudah berubah lagiâ ha ha ha,â cerita Andhini yang merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Trisakti, Jakarta. Setelah menabung agak lama, baru tahun 2019 Andhini membobok tembok belakang rumah guna memanfaatkan sisa tanah 15 m2-nya. Hasilnya rumah dirasa lebih lapang, karena dapur kini pindah ke area belakang tersebut. âBobok temboknya kan dari balik tembok rumah belakang karena saya nggak mau bagian dalam rumah jadi berantakan. Nah renovasinya itu dibuat pondasi dulu baru dibobok, eh hasil pondasinya beda ketinggiannya sama yang di rumah ha ha ha, sampai kita buat anak tangga gitu,â jelas Andhini sambil tergelak. Cerita Rumah Andhini Rumah Ramah Lingkungan yang Menginspirasi Ketika ditanya tentang gambaran rumah idamannya, Andhini menginginkan membangun rumah dari nol, karena bisa fungsional sesuai kebutuhan keluarganya. Rumah kecil dengan bukaan jendela besar serta ceiling yang tinggi agar rumah lebih ramah lingkungan, tidak perlu AC. Andhini yang giat menyuarakan gerakan hidup minim sampah melalui akun Instagram 021suarasampah banyak melakukan upaya menjaga bumiâ terkait dengan rumah dan aktivitas hidupnya sehari-hari. Ia membuat lubang biopori sebagai resapan air hujan, juga memiliki lima komposter. Hal ini dilakukannya sebagai upaya dari rumah untuk menjaga lingkungan. Di mana penelitian mengatakan di masa depan persediaan air tanah akan terus berkurang. âSaya juga daur ulang air secara manual. Misalnya air mandi dari shower di bawahnya ditaruh ember untuk menampung, begitu juga saat mencuci piring. Bekas airnya masih bisa dipakai untuk siram toilet dan siram tanaman,â jelas Andhini. Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Ia pun melanjutkan, âDi rumah sudah tidak pakai sabun kemasan, saya membuat sendiri sabun dari lerak dan eco enzym, jadi tidak ada deterjennya. Jadi untuk siram tanaman itu aman.â Rencana selanjutnya Andhini ingin membuat penampungan air hujan, agar airnya bisa dimanfaatkan kembali. Di rumah Andhini juga ada tempat pilah sampah dengan kategori yang cukup beragam. Sampah dipilah berdasarkan kategori jenis materialnya. Ada sampah plastik, kertas, kardus, alumunium, beling, elektronik, hingga sampah medis. Sampah pilahan yang masih bisa digunakan lagi, disimpan oleh Andhini sebagai bahan prakarya anak. Sedangkan sampah pilahan yang tidak bisa digunakan kembali, disetor ke penggiat daur ulang. âSaya punya lho pintu lemari isinya selotip bekas, yang masih lengket kan bisa dipakai lagi,â jelasnya. Selama 26 bulan sampah yang dihasilkan Andhini, suami dan anaknya, hanya 1 kg lho! âBanyak furnitur di rumah ini hasil restorasi. Dari rangka furnitur bekas, atau bangku bakso yang dibeli di toko loak. Ada juga furnitur besar di kamar saya di rumah orangtua, kini sudah dipecah-pecah dan dijadikan beberapa fungsi,â jelas Andhini. Cerita Rumah Andhini Rencana Jual Rumah, Take Over Kredit, Demi Rumah Impian Meski upaya membuat nyaman rumahnya telah dilakukan, Andhini memang harus beradaptasi dengan rumah barunya, serta lingkungannya. Jika dilihat sekilas, suasana rumahnya terlihat sangat asri dengan banyak tanaman yang tumbuh subur. Bukan sekadar tanaman yang sedang menjadi tren, bahkan Andhini juga membuat kebun sayur. Proses membeli rumah yang terburu-buru nyatanya dampaknya memang terasa sepanjang waktu. Perumahan klaster tanpa pagar yang kini banyak dipasarkan mungkin memang kurang cocok bagi Andhini, membuatnya kurang nyaman. "Saya siasatinya dengan pagar tanaman, deretan pohon telang, hinga pasang paranet di teras untuk rambatan tanaman,â tawa Andhini lagi. Survei unit rumah, hingga survei proyek lain dari pengembang memang sudah dilakukan Andhini, tapi ada satu yang kurang, survei lingkungan sekitar terkait kondisi sekitar, fasilitas umum seperti pasar, akses, hingga kemacetan lalu lintas. Itu sebab Andhini banyak mengalami kejutan mulai dari pasar kaget setiap Senin malam di seberang gerbang perumahan, hingga layar tancap yang diputar dengan volume suara yang sangat keras. Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami Karena itu, setahun belakangan Andhini dan suami mulai terpikir untuk menjual rumahnya, mulai mencari tahu tentang cara-cara take over kredit. Mencari tahu lewat laman panduan properti di hingga bertanya ke teman-teman yang bekerja di bank. Berbagai perjalanan dan kendala terkait rumah idaman pastinya memang bisa dilewati oleh setiap orang dengan usaha yang gigih serta cara-cara yang kreatif. Namun apabila hati belum merasa cocok, tentunya tidak bisa dipaksakan. âDan perjalanan membeli rumah ini memang mengajarkan bahwa pengambilan keputusan yang terburu-buru seringkali kurang bijak,â tutur Andhini. âJadi sekarang saya masih mencari rumahâ yang lain, karena di rumah ini saya masih merasa belum pulangâ,â ujar Andhini menutup perbincangan dengan penuh keyakinan bahwa rumah impian, yang membuatnya merasa pulangâ pasti bisa diwujudkan selama diperjuangkan. Itulah cerita pengalaman Andhini, Praktisi Hidup Minim Sampah yang sempat terburu-buru membeli rumah yang kini terus mengejar mimpinya untuk punya rumah yang nyaman, yang membuatnya merasa pulang. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah. Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Teks Erin Metasari, Foto Zaki Muhammad
cerita tentang rumah saya