Puisi| Sisindiran Urang Sunda, Edisi Pahlawan Revolusi Halaman 1 - pasti suka! Petani Perempuan, Pahlawan Hidupku Chairil Anwar, Sang Pahlawan Puisi Suara Pahlawan dari Pemakaman Revolusi Bisnis Food Delivery IndiHome Memudahkan Aku Memahami Etos Budaya Sunda Puisi adalah Pahlawan Kompasiana Cibinong Mohon Tunggu
SajakIbu Bahasa Sunda 25 March 2022; Puisi Bahasa Melayu Malaysia 25 March 2022; Puisi Vespa Romantis Sajak pahlawan kemerdekaan usman awang. Pada tahun 2020 ini walaupun sambutan ulang tahun hari kemerdekaan negara yang ke-63 disambut dengan suasana norma baharu. Yang 0998217711968781 dan 127281754304555 di 140586624720146 itu
PemilihanBahasa Pada Puisi. Bahasa puisi mempunyai ciri-cirinya tersendiri yaitu berjiwa dan estetis. Maksudnya, puisi dapat memperlihatkan rasa yang bagus, berseni, dan indah. Sajak Atau Puisi Tentang Pahlawan dalam Bahasa Sunda. 5+ Puisi Tentang Guru dalam Bahasa Sunda, Sajak Pilihan! Post navigation. ← 15+ Puisi Bahasa Sunda Singkat
Akudalam selaput Rahasia Dikau. Allah, aku sedih. Dalam pedihku, perpisahan kuratapi. Dalam perihku, perjumpaan kudambai. Duka ini abadi, luka ini semakin jadi. Kurindu rindu-Mu, kucinta Cinta -Mu. Allah, aku binasa. Daku tiada ada selain sirna. Diriku lenyap, Diri-Mu senyap.
Penjelasankedua struktur yang terdapat dalam puisi tersebut akan diuraikan pada materi berikut. 1. Struktur Batin pada Puisi. a. Tema atau Makna. Dalam penciptaannya puisi menggunakan bahasa sebagai media penyampaian pesan kepada pembaca. Hal tersebut pada akhirnya memunculkan pentingnya tema atau makna awal dari pembuatan puisi tersebut.
Meilleur Site De Rencontre Gratuit En France. Hei kalian semua! Aku punya beberapa puisi yang pasti akan membuat kalian terbahak-bahak. Jadi, aku mencari-cari di internet dan menemukan beberapa puisi yang sepertinya serius banget, tapi kita bisa mengubahnya menjadi lucu dengan merubah gaya bahasanya. Yuk, kita mulai!Pertama-tama ada puisi tentang kehidupan sosial. Wah, terdengar serius banget ya. Tapi apakah kalian pernah berpikir bahwa kehidupan sosial adalah tempat dimana kita sering gegoleran dan tertawa terbahak-bahak? Nah, jadi ini diaPuisi Kehidupan Sosial – Pemburu Soal JawabanSerunya jadi social butterfly,Setiap hari ketemu teman, kayaknya satu kampung semua ya,Tapi emang kalo ngumpul, suka terlupa waktu dan jadi sangat menyenangkan,Makan sampe kenyang, cerita sampe kehabisan topik, itu sangat mengasyikkan!Nah, gimana menurut kalian? Jadi kelihatan lebih seru kan? Dan aku yakin, kalian pasti punya pengalaman sosial yang menyenangkan seperti itu kedua, ada puisi tentang merdeka. Woah, suara api meriam terdengar di kejauhan. Tapi, apakah merdeka itu harus selalu diceritakan secara serius? Tentu saja tidak! Dengan bantuan gaya bahasa yang lucu, puisi ini jadi kocak abisSajak Pendek Merdeka – Juliane DrescherMerdeka! Merdeka! Teriakan yang bergema,Dari ujung negeri, sampai gunung yang tinggi,Namun tak lupa, kita harus memasak nasi,Sebab tak ada yang tahu, kapan perut akan keroncongan seru banget kan? Apalagi kalau sambil membayangkan suara meriam yang ketiga, ada puisi tentang pahlawan. Tentu saja kita harus menghormati dan mengenang perjuangan para pahlawan kita. Tapi, apa salahnya sesekali membuat mereka tersenyum dengan merubah gaya bahasa kita? Ini dia puisinyaContoh Puisi Perjuangan Pahlawan Indonesia – Dunia SosialAda Bung Karno yang berpidato,Ada Soeharto yang kudu dihormato,Ada Jenderal Sudirman yang gagah selalu,Ada Gatot Nurmantyo yang kalem tenang pasti para pahlawan kita akan tertawa kecil mendengarnya. Dan kita semua akan selalu menghormati terakhir, ada tips mudah membuat puisi tentang pahlawan. Tentu saja, tips ini penting banget bagi para calon pengarang puisi. Tapi, tips yang serius terkadang membuat kita menjadi terbebani dan mencari inpirasi jadi terasa sulit. Nah, jadi ini dia tipsnya yang sudah aku ubah menjadi lebih lucuTips Mudah Membuat Puisi Tentang Pahlawan BukuCaraJangan dipaksa, sesekali duduk-duduk saja,Memikirkan para pahlawan kita dan makan es krim enak,Nonton TV, denger lagu, atau main game juga boleh,Tapi jangan lupa, dalam kepala tetap mikirin pahlawan dan ide puisimu jangan siapa sangka membuat puisi bisa menyenangkan seperti ini? Aku harap kalian semua selalu bahagia dan tetap produktif menulis puisi-puisi kalian yang lucu dan kreatif. Sampai jumpa lagi! Post Views 37
Begitu banyak pahlawan gagah berani yang lahir dari ibu pertiwi. Mereka rela berjuang dan mempertaruhkan nyawa demi meraih kemerdekaan serta mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia RI. Ingin tahu seperti apa beratnya pergulatan para pahlawan di medan perang dan kisah lainnya? Simak potret perjuangan mereka lewat kumpulan contoh puisi tentang pahlawan ini!Seandainya tak ada pahlawan, kemungkinan negara ini tak akan pernah merdeka dan masih dijajah bangsa asing. Rakyatnya pun akan hidup sengsara dan selalu bergantung pada negara lain. Maka, sudah selayaknya para pejuang itu mendapat penghormatan, salah satunya lewat contoh puisi tentang pahlawan yang terangkum di mengabadikan jasa mereka, sejumlah sajak telah ditulis oleh sastrawan-sastrawan terkemuka Indonesia. Sebut saja Asrul Sani, Chairil Anwar, Mustofa Bisri, Rendra, Kuntowijoyo, dan puisi tentang pahlawan yang dirangkai para penyair itu pun isinya beragam. Ada yang bercerita tentang pertempuran di medan perang, gugurnya sang pahlawan, pengorbanan mereka, dan juga memaknai arti dari pahlawan itu sendiri. Lengkap, bukan?Daripada semakin penasaran, mending langsung baca saja kumpulan contoh puisi tentang pahlawan selengkapnya di bawah ini! Setelah membacanya, semoga sajak-sajak itu semakin menambah kecintaan dan rasa hormatmu kepada para bunga bangsa itu. Contoh Puisi tentang Pahlawan yang Membangkitkan Semangat 1. Mari Jenderal Pada tapal terakhir sampai ke Jogja bimbang telah datang pada nyala langit telah tergantung suram kata-kata berantukan pada arti sendiri Bimbang telah datang pada nyala dan cinta tanah air akan berupa peluru dalam darah serta nilai yang bertebaran sepanjang masa bertanya akan kesudahan ujian mati atau tiada mati-matinya O Jenderal, bapa, bapa, tiadakan engkau hendak berkata untuk kesekian kali ataukah suatu kehilangan keyakinan hanya kanan tetap tinggal pada tidak-sempurna dan nanti tulisan yang telah diperbuat sementara akan hilang ditiup angin, karena ia berdiam di pasir kering O Jenderal, kami yang kini akan mati tiada lagi dapat melihat kelabu laut renangan Indonesia. O Jenderal, kami yang kini akan jadi tanah, pasir, batu dan air kami cinta kepada bumi ini Ah, mengapa pada hari-hari sekarang, matahari sangsi akan rupanya, dan tiada pasti pada cahaya yang akan dikirim ke bumi Jenderal, mari Jenderal mari jalan di muka mari kita hilangkan sengketa ucapan dan dendam kehendak pada cacat-keyakinan engkau bersama kami, engkau bersama kami Mari kita tinggalkan ibu kita mari kita biarkan istri dan kekasih mendoa mari Jenderal mari sekali ini derajat orang pencari dalam bahaya mari Jenderal mari Jenderal mari, mari… Asrul Sani, Lagu dari Pasukan Terakhir Contoh puisi tentang pahlawan satu ini ditulis oleh Asrul Sani, sastrawan sekaligus sutradara kenamaan asal Indonesia. Lewat karya-karyanya, pria kelahiran Rao, Sumatera Barat tersebut berhasil meraih sejumlah penghargaan, seperti Piala Citra 1986, 1987 dan Anugerah Seni 1969. Lagu dari Pasukan Terakhir merupakan sajak Asrul yang dipersembahkan untuk para jenderal saat bertempur di medan perang. Mereka rela meninggalkan anak istri demi berjuang mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia RI dari penjajah. 2. Maju Menyerbu Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas. Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai. Maju. Serbu. Serang. Terjang. Chairil Anwar, Diponegoro Chairil Anwar merupakan pujangga Angkatan ’45 yang menjadi pelopor puisi modern Indonesia. Karya-karyanya berhasil mendapatkan apresiasi dari para kritikus sastra Indonesia maupun dunia, salah satunya adalah sajak berjudul Diponegoro di atas. Sesuai judulnya, puisi kemerdekaan tersebut menggambarkan sikap Pangeran Diponegoro dalam melawan Belanda. Berbekal pedang dan keris, beliau maju menyerang penjajah dengan gagah berani dan semangat juang tinggi. Baca juga Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam 3. Perkenankan Aku Tuhanku, Wajah-Mu membayang di kota terbakar dan firman-Mu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal Anak menangis kehilangan bapa Tanah sepi kehilangan lelakinya Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia Apabila malam turun nanti sempurnalah sudah warna dosa dan mesiu kembali lagi bicara Waktu itu, Tuhanku, perkenankan aku membunuh perkenankan aku menusukkan sangkurku Malam dan wajahku adalah satu warna Dosa dan nafasku adalah satu udara Tak ada lagi pilihan kecuali menyadari biarpun bersama penyesalan Apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah? Sementara kulihat kedua lengan-Mu yang capai mendekap bumi yang mengkhianati-Mu Tuhanku, Erat-erat kugenggam senapanku Perkenankan aku membunuh Perkenankan aku menusukkan sangkurku Rendra, Doa Serdadu sebelum Berperang Laki-laki yang bernama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra tersebut merupakan sastrawan dari Indonesia yang lahir pada 7 November 1935 di Solo. Semenjak duduk di bangku SMP, Rendra telah menulis puisi, cerpen, dan skenario drama. Misalnya adalah contoh puisi tentang pahlawan berjudul Doa Serdadu sebelum Berperang di atas. Sajak tersebut menggambarkan harapan seorang prajurit sebelum terjun ke medan perang. Dia memohon kepada Tuhan agar diizinkan untuk membunuh lawan-lawannya dengan senapan dan sangkur agar kemerdekaan segera tercapai. 4. Allahu Akbar! Jangan anggap mereka kalap jika mereka terjang senjata sekutu lengkap jangan dikira mereka nekat karena mereka cuma berbekal semangat melawan seteru yang hebat Jangan sepelekan senjata di tangan mereka atau lengan yang mirip kerangka Tengoklah baja di dada mereka Jangan remehkan sesobek kain di kepala tengoklah merah putih yang berkibar di hati mereka dan dengar pekik mereka Allahu Akbar! Dengarlah pekik mereka Allahu Akbar! Gaungnya menggelegar mengoyak langit Surabaya yang murka Allahu Akbar! menggetarkan setiap yang mendengar Semua pun jadi kecil Semua pun tinggal seupil Semua menggigil Surabaya, O, kota keberanian O, kota kebanggaan Mana sorak-sorai takbirmu yang membakar nyali kezaliman? mana pekik merdekamu yang menggeletarkan ketidakadilan? Mana arek-arekmu yang siap menjadi tumbal kemerdekaan dan harga diri? menjaga ibu pertiwi dan anak-anak negeri Ataukah kini semuanya ikut terbuai lagu-lagu satu nada demi menjaga keselamatan dan kepuasan diri sendiri Allahu Akbar! Dulu Arek-arek Surabaya tak ingin menyetrika Amerika melinggis Inggris menggada Belanda murka pada Gurka mereka hanya tak suka kezaliman yang angkuh merejalela mengotori persada mereka harus melawan meski nyawa yang menjadi taruhan karena mereka memang pahlawan Surabaya Dimanakah kau sembunyikan Pahlawanku? Mustofa Bisri, Surabaya Mungkin kamu sudah tidak asing dengan pria bernama lengkap Ahmad Mustofa Bisri tersebut. Selain menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, pria yang akrab disapa Gus Mus ini juga berkiprah sebagai budayawan, penulis kolom, dan penyair yang karya-karyanya dikenal masyarakat luas. Sajak Gus Mus berjudul Surabaya di atas mengingatkan kita pada Pertempuran Surabaya antara pejuang Indonesia dan tentara Inggris yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945. Kala itu, Bung Tomo selaku pimpinan selalu mengobarkan semangat perlawanan dengan memekikkan “Allahu Akbar!” pada setiap siarannya di berbagai radio Surabaya. 5. Sesudah Perang Susunan batu yang bulat bentuknya berdiri kukuh menjaga senapan tua peluru menggeletak di atas meja menanti putusan pengunjungnya. Aku tahu sudah, di dalamnya tersimpan darah dan air mata kekasih Aku tahu sudah, di bawahnya terkubur kenangan dan impian Aku tahu sudah, suatu kali ibu-ibu direnggut cintanya dan tak pernah kembali Bukalah tutupnya senapan akan kembali berbunyi meneriakkan semboyan Merdeka atau Mati. Ingatlah, sesudah sebuah perang selalu pertempuran yang baru melawan dirimu. Kuntowijoyo, Musium Perjuangan Tahukah kamu siapa Kuntowijoyo? Beliau adalah sejarawan, budayawan, dan sastrawan asal Indonesia yang telah menghasilkan banyak karya fiksi maupun nonfiksi. Beberapa di antaranya Kereta yang Berangkat Pagi Hari 1966, Khotbah di Atas Bukit 1976, Dinamika Umat Islam Indonesia 1985, dan masih banyak lagi. Musium Perjuangan merupakan salah satu contoh puisi tentang pahlawan dari Kuntowijoyo yang bercerita tentang gugurnya para pejuang sehingga menyisakan kesedihan bagi orang-orang yang ditinggalkan. Di sisi lain, keberanian mereka dalam mempertaruhkan nyawa akan selalu dikenang oleh para generasi penerus yang juga akan menghadapi peperangan selanjutnya, yakni melawan keburukan diri sendiri. Baca juga Contoh Puisi tentang Guru sebagai Rasa Terima Kasih Contoh Puisi tentang Pahlawan yang Telah Gugur 1. Menutup Mata Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Tiada kuasa lagi menegak Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya Ke dada musuh yang merebut kotanya Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Ia sudah tua luka-luka di badannya Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya Sesudah pertempuran yang gemilang itu lima pemuda mengangkatnya di antaranya anaknya Ia menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Belum lagi selusin tindak maut pun menghadangnya Ketika anaknya memegang tangannya, ia berkata ”Yang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah. Dan aku pun berasal dari tanah tanah Ambarawa yang kucinta Kita bukanlah anak jadah Kerna kita punya bumi kecintaan. Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya. Bumi kita adalah tempat pautan yang sah. Bumi kita adalah kehormatan. Bumi kita adalah juwa dari jiwa. Ia adalah bumi nenek moyang. Ia adalah bumi waris yang sekarang. Ia adalah bumi waris yang akan datang.” Hari pun berangkat malam Bumi berpeluh dan terbakar Kerna api menyala di kota Ambarawa Orang tua itu kembali berkata “Lihatlah, hari telah fajar! Wahai bumi yang indah, kita akan berpelukan buat selama-lamanya! Nanti sekali waktu seorang cucuku akan menacapkan bajak di bumi tempatku berkubur kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur Maka ia pun berkata “Alangkah gemburnya tanah di sini!” Hari pun lengkap malam ketika menutup matanya Rendra, Gugur Contoh puisi tentang pahlawan berjudul Gugur dari Rendra tersebut melukiskan keadaan seorang pejuang yang sedang sekarat di pertempuran. Rendra menggambarkan dengan sangat detail bagaimana kondisi sang pahlawan sebelum menjemput ajal di medan perang. Peluru terakhir sang pahlawan gunakan untuk menembak dada musuh yang tanpa malu merebut kota kesayangannya, Ambarawa. Sebelum tewas, ia sempat berpesan pada anaknya agar mempertahankan tanah nenek moyang mereka yang subur itu. 2. Tidur di Pangkuan Tuhan Kepada pahlawan tak dikenal kini kau berlayar sendirian di lautan kelam tanpa karang menuju pelabuhan seberang untuk tidur di pangkuan tuhan sebutir peluru telah merenggut jantungmu ketika kau nekat melindungiku dalam penyerbuan ke benteng itu di pangkuanku kau tinggalkan jasadmu sebelum sempat kau sebut namamu asal dan induk pasukanmu kecuali seberkas senyum keikhlasan lukamu kini tak dapat kuraba lagi karena dagingmu telah kembali ke asal tinggal cahaya putih cintamu membekas dalam di kalbu Ahmadun Yosi Herfanda, Catatan di Pojok Taman Ahmadun Yosi Herfanda adalah seorang jurnalis dan sastrawan yang banyak menulis puisi, cerpen, dan esai sastra. Cerpen Ahmadun berjudul Sebutir Kepala dan Seekor Kucing 2004 berhasil mendapatkan salah satu penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988. Sajak-sajak ciptaannya juga berhasil mengantarkannya meraih penghargaan tertinggi di ajang Peraduan Puisi Islam MABIMS pada tahun 1997. Salah satu puisi Ahmadun berjudul Catatan di Pojok Taman di atas berkisah tentang gugurnya seorang pejuang setelah sebutir peluru menembus jantungnya. Meski telah tiada, nama sang pahlawan akan selalu dikenang oleh generasi setelahnya. Baca juga Kumpulan Puisi Singkat tentang Ibu yang Membuatmu Rindu untuk Pulang 3. Peluru Habis Engkau melayang jauh, kekasihku Engkau mandi cahaya matahari Aku di sini memandangmu, menyandang senapan, berbendera pusaka. Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu, engkau berkudung selendang katun di kepalamu Engkau menjadi suatu keindahan, sementara dari jauh, resimen tank penindas terdengar menderu. Malam bermandi cahaya matahari, kehijauan menyelimuti medan perang yang membara. Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku, engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu. Peluruku habis dan darah muncrat dari dadaku. Maka di saat seperti itu, kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan bersama kakek-kakekku yang telah gugur di dalam berjuang membela rakyat jelata Rendra, Lagu Seorang Gerilya Sajak Rendra di atas tak hanya bertema kepahlawanan, tetapi juga percintaan. Diceritakan seorang pemuda harus pergi meninggalkan kekasih yang dicintainya demi tugas perang melawan penjajah. Di tengah peperangan, pemuda itu tumbang di tangan musuh lewat sebuah tembakan yang mengenai dadanya. Detik-detik menjelang ajalnya, dia teringat dengan wajah serta suara sang kekasih saat menyanyikan lagu-lagu perjuangan. 4. Terbaring tapi Bukan Tidur Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata aku sangat muda. Toto Sudarto Bachtiar, Pahlawan Tak Dikenal Jika kamu pecinta sajak kepahlawanan, tentu tidak asing dengan sosok Toto Sudarto Bachtiar. Pria yang lahir di Cirebon pada 12 Oktober 1929 ini merupakan penyair seangkatan dengan Rendra. Puisi-puisi Toto yang cukup populer yaitu Gadis Peminta-minta, Ibukota Senja, dan Pahlawan Tak Dikenal yang dapat kamu baca pada kutipan di atas. Bait-bait tersebut bercerita tentang perjuangan seorang pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Pejuang muda yang tak diketahui namanya itu tewas tertembak tepat di dadanya. Dia meninggal dalam Pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. 5. Kenanglah Kami Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami Terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu Kenang, kenanglah kami Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan, Atau tidak untuk apa-apa Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi Chairil Anwar, Karawang Bekasi Contoh puisi tentang pahlawan berjudul Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar di atas menceritakan gugurnya para pejuang di medan perang. Meski jasad mereka telah terbaring di antara Karawang-Bekasi, semangat mereka akan tetap abadi. Setelah merdeka, kini tugas kita adalah melanjutkan perjuangan para pahlawan itu. Jangan lupa pula untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa para pejuang yang telah mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan. Baca juga Yuk, Baca Kumpulan Puisi Roman Picisan yang Bikin Baper di Sini! Contoh Puisi tentang Pahlawan sebagai Renungan 1. Gambar Pejuang yang berjuang dulu dan mati dalam perang memang disebut pahlawan gambar pejuang tanpa pamrih yang berjuang dulu tapi hidup senang sekarang ingin juga disebut pahlawan gambar pejuang dengan pamrih Remy Sylado, Pahlawan yang Sok Pahlawan Sastrawan yang memiliki nama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong ini memulai kariernya sebagai jurnalis majalah Tempo pada tahun 1965. Selain itu, Remy Sylado juga menulis cerpen, novel, kritik, dan puisi. Pahlawan yang Sok Pahlawan merupakan salah satu karya Remy yang tergabung dalam buku berjudul Puisi Mbeling 2005. Sajak yang bernada satire tersebut melukiskan pejuang zaman dulu yang gugur, lalu dikenal sebagai pahlawan tanpa pamrih. Sedangkan pejuang yang tidak gugur di medan perang dan sekarang bisa hidup senang juga ingin disebut pahlawan. Keinginan ini seolah menyiratkan jika mereka pamrih dengan perjuangan yang telah dilakukannya. 2. Mengalir Sudah Lahir. Hilang. Gugur. Hidup. Mengalir. Sudah. Mustofa Bisri, Pahlawan Walau sangat singkat, contoh puisi tentang pahlawan dari Mustofa Bisri tersebut memiliki makna yang dalam. Dalam sajak itu, beliau melukiskan perjalanan hidup para pahlawan melalui sebuah kronologi. Seperti manusia pada umumnya, mulanya mereka dilahirkan di bumi ini dalam keadaan sehat. Saat penjajah datang, mereka harus pergi berjuang dan mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan tanah air. Meski pada akhirnya gugur, hasil perjuangan para pahlawan itu akan terus dirasakan generasi sesudahnya dan nama mereka pun akan terus abadi. 3. Prajurit Penjaga Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu… Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu! Chairil Anwar, Prajurit Jaga Malam Ketika membaca puisi perjuangan berjudul Prajurit Jaga Malam dari Chairil Anwar di atas, apa yang kamu pikirkan? Mungkin kamu langsung terbayang pada sekelompok tentara yang sedang berjaga-jaga melindungi wilayah Indonesia. Lewat sajak tersebut, sang penyair mencoba mengungkapkan rasa kagumnya pada kelincahan dan keberanian para prajurit dalam menghadapi serangan Belanda. Para pejuang itu akan terus bertahan meskipun nyawa menjadi taruhan. Baca juga Kumpulan Kata-Kata Pantun Cinta Romantis untuk Pacar, Gebetan, dan Mantan 4. Justru Abadi Bagai wanita yang tak ber-ka-be saja Ibu pertiwi terus melahirkan putra-putranya Pahlawan-pahlawan bangsa Dan patriot-patriot negara Bunga-bunga kalian mengenalnya Atau hanya mencium semerbaknya Ada yang gugur gagah dalam gigih perlawanan Merebut dan mempertahankan kemerdekaan Beberapa kuntum dipetik bidadari sambil senyum Membawanya ke sorga tinggalkan harum Ada yang mujur menyaksikan hasil perjuangan Tapi malang tak tahan godaan jadi bajingan Beberapa kelopak bunga di tenung angin kala Berubah jadi duri-duri mala Bagai wanita yang tak ber-ka-be saja Ibu pertiwi terus melahirkan putra-putranya Pahlawan-pahlawan dan bajingan-bajingan bangsa di tamansari bunga-bunga dan duri-duri Sama-sama diasuh mentari Anehnya yang mati tak takut mati justru abadi Yang hidup senang hidup kehilangan jiwa mentari tertawa sedih memandang pedih Duri-duri yang membuat bunga-bunga tersisih Mustofa Bisri, Putra-Putra Ibu Pertiwi Satu lagi contoh puisi tentang pahlawan dari Mustofa Bisri yang bisa kamu baca di sini. Sajak berjudul Putra-Putra Ibu Pertiwi tersebut menggambarkan kelahiran pahlawan-pahlawan pemberani yang rela berjuang untuk negeri ini. Namun di sisi lain, negara ini juga melahirkan orang-orang berperangai buruk yang justru merugikan tanah airnya sendiri. Mereka dapat hidup senang tetapi jiwanya kosong. Sedangkan para pejuang pemberani itu jiwanya terus abadi meski telah mati. 5. Telah Pergi Sebuah jaket berlumur darah Kami semua telah menatapmu Telah pergi duka yang agung Dalam kepedihan bertahun-tahun. Sebuah sungai membatasi kita Di bawah terik matahari Jakarta Antara kebebasan dan penindasan Berlapis senjata dan sangkur baja Akan mundurkah kita sekarang Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’ Berikrar setia kepada tirani Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan? Spanduk kumal itu, ya spanduk itu Kami semua telah menatapmu Dan di atas bangunan-bangunan Menunduk bendera setengah tiang. Pesan itu telah sampai kemana-mana Melalui kendaraan yang melintas Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa Prosesi jenazah ke pemakaman Mereka berkata Semuanya berkata Lanjutkan Perjuangan! Taufiq Ismail, Sebuah Jaket Berlumur Darah Siapa yang tak kenal dengan Taufiq Ismail? Berkat karya-karyanya, penyair kelahiran Bukittinggi ini telah berhasil menerima sederet penghargaan, seperti Anugerah Seni 1970, Cultural Visit Award 1977, dan South East Asia Write Award 1994. Sebuah Jaket Berlumur Darah adalah salah satu puisi Taufiq Ismail yang melukiskan pengorbanan seorang pahlawan dalam meraih kebebasan dengan cara melepaskan rakyat dari belenggu penguasa tiran. Setelah tiada, perlawanan pun terus dilanjutkan oleh orang-orang yang terinspirasi dengan perjuangan sang pahlawan. Baca juga Kumpulan Contoh Pantun Jenaka dan Maknanya untuk Meramaikan Suasana Mengenang Jasa Pejuang Lewat Contoh Puisi tentang Pahlawan Demikian ulasan kumpulan contoh puisi tentang pahlawan yang dapat kamu baca di KepoGaul. Kira-kira, sajak manakah yang paling berkesan di hatimu? Semoga kamu dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah setelah membacanya. Lewat contoh puisi tentang pahlawan yang terangkum di atas, kita seolah sedang diingatkan agar senantiasa mengenang dan menghormati jasa-jasa mereka. Meski telah gugur, semangat sang pejuang mudah-mudahan terus hidup di dada kita. PenulisIis ErnawatiIis Ernawati adalah kontributor di Praktis Media alumni UIN Sunan Kalijaga jurusan Komunikasi. EditorNurul ApriliantiMeski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.
Contoh Puisi Bahasa Sunda – Puisi adalah sebuah karya sastra tertulis dimana isi dari puisi tersebut ialah sebuah tuangan dari perasaan seorang penyair. Lalu menggunakan bahasa yang bermakna semantis dan juga mengandung irama, rima, dan ritma dalam rangkaian lirik dan baitnya. Hanya saja, ada juga yang menyebutkan puisi ialah salah satu karya sastra dimana isi dari puisi tersebut mengandung ungkapan kata-kata. Serta mempunyai makna kiasan dan penyampaiannya disajikan dengan rima, irama, larik dan bait, dengan gaya bahasa yang diserasikan. Contoh Puisi Bahasa SundaPuisi 1Puisi 2Puisi 3Puisi 4Puisi 5Puisi 6Puisi 7Puisi 8Puisi 9Puisi 10 Contoh Puisi Bahasa Sunda Berikut ini merupakan beberapa contoh puisi bahasa Sunda, diantaranya Puisi 1 Lembur panineungan Hujan nu ngarincik mawa lamunan nu lawas katukang Katembong lebah tanjakan tutuwuhan arajeg mapay ngajajar Gunung nangtung bangun taya kasuwung Sawah ngeplak lir ibarat permadani nungampar ngagelar Breh ka beh kidul.. Walungan matak waas tetempoan Tangkal kihurip ngereuy mapay dahan muncang sisi gawir Bray ka blah kulon ngembloh satungtung panenjo kebon Sabangsaning palawija selang sekar dipelakna Tanah pasundan tanah kahirupan Lembur kuring panineungan. Puisi 2 Angin Priangan Seungit angin priangan Ngusapan embun-embunanduh, embun-embunan Hawar-hawar rerendahan ngahariring Ayun ambing, ayun ambling Seungit angin kahyangan Sumerap na lelmbutanduh, na lembutan hawar-hawar rerendahan ngahariring eling-eling, mangka eling Dengklung dengdek Dengklung dengdek sisi lamping Anu dewek, anya anu kuring Tanah wasiat, tanah duriat Anu matak tibelat nya rarasaan Dengklung dengdekdengklung dengdek sisi lamping Anu dewek, enya anu kuring Tanah katresna jati sarakan Anu tetep nyarengan nya lelembutan. Puisi 3 Indung Salapan bulan kuring dikandung Bra ka alam dunya dipapag kadeudeuh Kanyaah indung ka kuring Moal kaukur sanajan saluas bumi Taya pituah anu endah salain ti indung Taya kadeudeuh iwal kadeudeuh indung Du’a jeung pangharepanna Satia maturan renghap nafas kuring Indung, nu nganter kuring kana kadewasaan Mapag harepan Jasa jeung pangorbanan anjeun Moal bisa diganti ku saeusi dunya Ridha Allah aya dina ridha anjeun Puisi 4 Hatur nuhun ema Ema, gede pisan rasa pikanya’ah nu ema pasihkeun ka abdi.. Teu pernah ema ngarasa cape piken ngabimbing abdi.. Ema sagalana pikeun abdi.. Ema, malaikat nu pernah aya dina hirup abdi.. Ema pasihan abdi cinta anu nyata.. Ema, abdi menta hampura.. Can bisa ngagapai impian jeung harapan pikeun ngabahagiakeun ema Abdi hoyong ceurik, nangkeup kenceng, di pangkuan ema. Kadang, abdi osok inget basa keur letik bahela nu calik di pangkuan ema.. Hampura abdi ema.. Nu sering nyien ema ceurik karna tingkah laku abdi.. Mungkin sering oge abdi nye-nyerikeun hate ema.. Hampurakeun abdi pisan ema.. Abdi alim durhaka ka ema.. Ema, izinkeun abdi nyium pean ema.. jeung ngabahagia keun, ngajagaan ema terus salamina. Memang. nu abdi lakukeun ieu moal pernah bisa.. Bisa ngabales kabeh kasih sayang nu pernah ema pasihan ka abdi.. Nuhun pisan ema, entos ngajaga’an abdi ti leutik nepi ka gede kieu Nuhun oge tos masihan kasih sayang, nu moal mungkin bisa abdi boga selain ti ema.. Abdi nya’ah pisan ka ema salamina.. Puisi 5 Ngahareupkeun anjeun Anjeun tos ninggalkeun abdi Teu terang kunaon masalahna Teu terang oge, naon ka kurangana Sareng teu terang naon salah abdi Anjeun tega ninggalkeun abdi Di kala abdi ngarasa nyaah pisan ka anjeun Anjeun teu nyaho.. Kanyaah abdi ka anjeun ngalewihan kanyaah abdi ka diri sorangan Tapi naha kunaon? Anjeun tega ninggalkeun abdi ? Cai panon tos teu tiasa dei di bendung Nyeri, hate abdi di khianatan ku anjeun Tapi naha kunaon, hate abdi masih tetep ka anjeun. Puisi 6 Hapunteun abi pikeun rerencangan Kanggo rerencangan abdi.. Abdi terang abdi lepat .. Abdi terang abdi sering nyenyeri hate anjeun.. Nanging sanes maksad abdi sepertos kitu.. Cios hapunten bade abdi ucapkeun kanggo anjeun. Nanging teu aya daya, sadayana eta di benak anjeun. Abdi henteu hoyong babaturan ieu jadi ancur. Abdi hoyong urang bisa angger terus sasarengan deui. Hapunten abdi rencangan, abdi deudeuh ka anjeun. Abdi teu tiasa naon-naon mun teu aya anjeun. Abdi henteu tiasa nangtung jagjag mun teu aya anjeun. Ngan saukur lewat kata-kata ieu anu ngan tiasa abdi cios “hapunten” . Hampura, mun misalkeun ngan saukur kata-kata “hapunten” anu tiasa abdi ucapkeun. abdi rela ngorbankeun sagalana pikeun anjen, demi rerencangan abdi anu paling sae. Puisi 7 Abi sanes rerencangan anu sae Manawi abdi sanes rerencangan anu bageur jeung sae pisan pikeun anjeun. Abdi oge manawi sering nyieun anjeun ngarasa sedih, salila ieu abdi oge seeur nyarios anu nyeyeri anjeun. Abdi manawi sering teu tiasa ngamahaman pikahayang anjeun. Abdi ngan saukur jalmi biasa nu loba ka kurangan. Margi kakurangan eta, abdi sering manjatkeun do’a kanggo anjeun, nyaeta “Mugi-mugi gusti nu agung nangtayungan anjeun, nyaeta maraneh rerencangan abdi kabehan” Rerencangan.. ti diri anjeun abdi manggihan arti babaturan. Anjeun hadir ngabaturan dinten poe-poe abdi. Wanci abdi keur ngarasa sedih atawa bungah urang lewatan dinten ieu sasarengan. Nanging rerencangan urang ieu teras bisa salamina? Apa bisa urang terus babarengan? Sasarengan, kenangan sareng anjeun bakal ku abdi simpen di jero hate abdi. Nanging kiwari abdi jeung anjeun kapisah ku wartos. Jangji anu kantos urang ucapkeun di mangsa anu kaliwat, bakal teras kaingetan dina ingetan abdi pikeun sadaya kenangan babarengan urang. Sabab rerencangan anu sajati nyaeta rencangan anu bisa minjemkeun panangan na kanggo ngabantuan urang. Cecak rencangan manawi teu salamina. Tapi kenangan babaturan anu sajati bakal tahan salamina. Sabab saurang babaturan sanes kalangkang atawa ngan saukur palengkap hungkul hirup urang. Babaturan nu sae nyaeta jalmi anu tiasa nya’angan dinten-dinten urang. Puisi 8 Di tungtung halimun Sésa hujan masih kénéh juuh di sapanjang jalan Lalaunan geter angin ngadalingdingkeun ruruhit jempling Beungeut lembur bangun linglung di harudum halimun Diantara lewang jeung kasimpé nu tigin ngaranggeum waruga Lalampahan beuki lampar lir maluguran Sanggeus tuturubun nyorang kakeueung Geuning anggang kalah manjang taya geusan pangjugjugan Boa langit rék saendeng-endeng kelirna hideung Duh, kuring hayang reureuh Hayang reureuh sakedapan Bari geugeut nyeuseup mangpirang warna ning kembang. Puisi 9 Guru, anjeun aya terus di hate abi Guru.. Anjeun nyaeta pahlawan pikeun abdi.. Anu ngajaran abdi ku pinuh rasa bungah jeung ikhlas.. Pake naon abdi kedah bisa ngabalesna? Guru.. Anjeun teu pernah cape jeung nyerah pikeun ngabimbing abdi.. Ayena, abdi janji moal pernah nyerah pikeun diajar elmu ku anjeun, sabab abdi hoyong sami sepertos anjeun.. Guru.. Anjeun sapertos pahlawan anu terus nya’angan jalan abdi.. Anjeun ajarkeun abdi sadaya elmu pikeun supaya cita-cita abdi bisa ka capai engkena. Guru.. Anjeun teu pernah cape anjeun ngajaran urang sadayana.. Pasti bakal abdi inget terus nasehat anjeun.. Guru.. Sanajan urang henteu kapanggih deui.. Nanging anjeun pasti terus aya di hate abdi.. Puisi 10 Pahlawan Indonesia Suara tembakan henteu anjeun hiraukeun, pikeun ngabela bangsa indonesian nu bebas tina panjajahan.. Harta sarta nyawa anjeun korbankeun.. Maju terus teu pernah gentar saeutik oge pikeun ngusir maranehna para panjajah.. Mugi-mugi semanget juang anu anjeun wariskeun harita tiasa dirasakeun ayena, pikeun nuntun bangsa indonesia supaya terus maju.. Mugi-mugi oge amal, ibadah, sarta jasa anjeun nyaeta para pahlawan sadayana bisa di tampi ku gusti allah taala.. Demikianlah pembahasan mengenai contoh puisi bahasa Sunda. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Sekian sampai jumpa, terimakasih 😃
Kehidupan sehari-hari kita diwarnai oleh banyak orang yang berjuang untuk melindungi negeri ini. Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang rela berkorban demi kepentingan rakyat. Salah satu cara yang bagus untuk menghargai jasa mereka adalah dengan menulis puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda. Puisi tentang pahlawan dalam bahasa sunda ini bisa menjadi bentuk penghargaan yang terbaik karena bahasa Sunda adalah bahasa asli yang digunakan oleh rakyat Indonesia. Betapa Berharganya Pahlawan Pahlawan adalah orang-orang yang pantang menyerah untuk melindungi negeri ini. Mereka adalah orang-orang yang mau berkorban untuk memberikan rakyat Indonesia kehidupan yang lebih baik. Penulisan puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda adalah salah satu cara untuk menghargai jasa mereka. Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda akan mengingatkan kita betapa berharganya pahlawan kita. Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda dapat mengungkapkan perasaan dan penghargaan yang mendalam terhadap pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Berikut ini adalah contoh puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda yang bisa Anda gunakan sebagai inspirasi“Kami terima kasih atas jasamu Yang telah korbankan nyawamu Kawan mu tetap dihatimu Kau tak pernah berhenti berjuangKami hargai perjuanganmu Demi kemakmuran negeri ini Kami akan selalu mengingatmu Pahlawan yang selalu setiaKau telah jadi teladan bagi kami Kau telah jadi inspirasi bagi kami Kami akan selalu ingat namamu Pahlawan yang sangat berjasaKami takkan melupakanmu Kami takkan melupakan jasamu Dan kami berharap semoga kau tenang Di Surga yang maha indah.” Mengingat Jasa Pahlawan Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda adalah salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk melindungi negeri ini. Dengan menulis puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda, kita bisa mengingat jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda juga bisa menjadi cara untuk mengingatkan kita betapa berharganya pahlawan itu. Kesimpulan Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda adalah salah satu cara yang baik untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kepentingan rakyat Indonesia. Dengan menulis puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda, kita bisa mengingat jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda juga bisa menjadi cara untuk mengingatkan kita betapa berharganya pahlawan itu. Kesimpulan Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda adalah salah satu cara yang baik untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kepentingan rakyat Indonesia. Dengan menulis puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda, kita bisa mengingat jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Puisi tentang pahlawan dalam bahasa Sunda juga bisa menjadi cara untuk mengingatkan kita betapa berharganya pahlawan itu.
- Inilah puisi bahasa sunda tentang pahlawan, pembahasan tentang aneka hal yang erat kaitannya dengan puisi bahasa sunda tentang pahlawan serta keajaiban-keajaiban dunia sejumlah artikel penting tentang puisi bahasa sunda tentang pahlawan berikut ini dan pilih yang terbaik untuk Anda.…dalam bahasa Portugis, kemudian orang Belanda menerjemahkan dengan bahasa Belanda menjadi Sunda Eilanden kepulauan Sunda, yang dibangun dengan Grote Sunda Eilanden dengan Kleine Sunda Eilanden. Sunda Eilanden atau Kepulauan Sunda……bahasa Jawa-Sunda atau huruf Jawa tapi bahasanya bahasa Sunda seperti naskah Carita Waruga Guru dan bahasa Melayu dan huruf Latin. Sampai tahun 1980-an, pembuatan naskah Sunda masih terus berlangsung meskipun……Belanda menerjemahkan dengan bahasa Belanda menjadi Sunda Eilanden kepulauan Sunda, yang dibangun dengan Grote Sunda Eilanden dengan Kleine Sunda Eilanden atau Kepulauan Sunda ini yang selanjutnya dinamakan Hindia Timur……seputar Kalender proses penggalian data Kalender Sunda, Ali melibatkan kalangan astronom dan pakar lainnya. Bila melihat pada jumlah hari dan bulannya, Kalender Sunda atau yang sering disebut Kala Sunda,……Purwaduksina Budi Luhur Pahkampetan Bolim Basora Samawi Sirnagalih 1. Sunda Wiwitan Sunda Wiwitan Bahasa Sunda “Sunda permulaan”, “Sunda sejati”, atau “Sunda asli” adalah……untuk menyusun bahasa Melayu Baru, yaitu bahasa Melayu yang menghilangkan unsur kosa kata bahasa Sansekerta keling, dan menggunakan serapan kosa kata dari bahasa Arab yang saat itu digunakan sebagai bahasa……luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei,Indonesia sebagai bahasa Indonesia, dan Malaysia juga dikenal sebagaibahasa Malaysia; bahasa nasional Singapura; dan menjadi bahasa kerja diTimor Leste sebagai bahasa Indonesia….…ini diperkuat bait 171, “bahasa Jawa nganggo simbol ratu tanpa makutha = bahasa Indonesia memakai simbol Ratu tanpa Mahkota”. ———— * Bahasa Jawa 159. selet-selete yen mbesuk ngancik……bisa kita tempuh untuk menghargai jasa para pahlawan adalah dengan puisi. Berikut ini kami tuliskan Puisi tentang Pahlawan di bawah ini. Mudah-mudahan kalian dapat menghargai jasa para pahlawan-pahlawan bangsa. Puisi…Demikianlah beberapa ulasan tentang puisi bahasa sunda tentang pahlawan. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada MENARIK LAINNYAmanfaat pohon kaboa, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin, 9 gunung suci di jawa
puisi pahlawan dalam bahasa sunda